Drama penyerbuan markas teroris oleh Detasemen Khusus Antiteror 88 di Temanggung, Jawa Tengah dan Jatiasih, Bekasi menjadi sebuah tontonan menarik jutaan masyarakat Indonesia melalui media televisi. Bagaimana sebuah taktik penyerbuan dipertontonkan layaknya film Hollywood.
Penonton pun akhirnya terpuaskan dengan tewasnya orang yang diduga sebagai Noordin M Top di Temanggung, Jawa Tengah. Meski banyak pihak yang meragukan teroris yang tewas sebagai Noordin M Top, namun rakyat seakan dipertontonkan oleh cara kerja polisi dalam menangkap teroris.
Keberhasilan polisi itu, bukan hanya sekedar perang taktik dan strategi. Tapi juga peran persenjataan yang dipakai oleh petugas Densus Antiteror 88. Dari jenis senjata maupun alat penunjang seperti tameng anti peluru atau yang lebih dikenal dengan ballistic shield.
Dalam Adegan tersebut Densus seperti ingin menjajal semua persenjataannya, ratusan personil plus ribuan peluru dan Granat digunakan, terkesan sangat tidak efektif untuk "melumpuhkan" SATU orang tersangka Terroris, Kritikan dan kecaman dari dalam dan luar Negeri berdatangan, termasuk dari Induk semang Densus 88 sendiri (Amrik), bila dibandingkan dengan efektifitas sergapan Kopassus di Pesawat Indonesia Yang dibajak Di Thailand (tragedi woyla), dengan 2 orang penyergap (Pelda Pontas Lumban Tobing dan Capa Ahmad Kirang) masuk pesawat, tidak sampai 10 peluru dimuntahkan, hasilnya 4 terroris terbunuh, 1 ditangkap, semua penumpang selamat, 1 dari 2 anggota penyergap gugur yaitu Capa Ahmad Kirang dan Pelda Tobing luka-luka, sebuah prestasi yang mengagumkan dunia pada tahun 1981, (sejajar dengan MOSSAD nya Israel), mengenai cerita ini akan kita bahas lain waktu sekarang kita kembali pada perlengkapan Si-Bungsu Densus 88.. :)
Namun dari beberapa jenis senjata dan perlengkapan yang dipakai, paling menarik adalah senjata serbu M4. Selain di militer, M4 banyak digunakan para penegak hukum, terutama dalam unit respons atas kejahatan khusus.
Sebagai senapan serbu standar, Colt M4 yang dimiliki Densus 88 tidak aksesoris tambahan RIS, fron grip dan Aimpoint M2. Memang tidak semeriah rekan-rekannya di luar negeri memang, tetapi dengan keterbatasan peralatan, (tapi jauh lebih meriah dari perlengkapan TNI yang sedang kena embargo), Densus 88 bisa melumpuhkan teroris.
Senjata jenis ini, dipakai bukan saat penyerbuan di Temanggung. Ketika penyergapan gembong teroris nomor 1 di Indonesia, Dr. Azhari di Batu, Malang Jawa Timur pada 9 September 2005 senjata ini begitu dominan.
M4 Carbine, adalah versi pendek dan ringan dari senapan serbu M16. Karabin M4 memiliki 80 persen bagian yang sama dengan M16A2.
M4 memiki pilihan tembakan semi-otomatis dan burst tiga butir (sama dengan M16A2). Selain M4 ada seri lainnya yakni M4A1 yang memiliki pilihan semi-otomatis dan full-otomatis.
M4A1 juga terkadang dilengkapi laras yang lebih berat, untuk menahan panas yang dihasilkan dari menembak full-otomatis untuk waktu yang lama.
M4 dan M4A1 menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm NATO. Keduanya adalah senapan selective-fire, yang menggunakan sistem gas, air-cooled, memakai magazine box, dan mempunyai popor teleskopik. Popor ini bisa ditukar dengan popor biasa, tapi itu jarang dilakukan pada militer Amerika Serikat.
Seperti karabin pada umumnya, M4 lebih nyaman ditenteng daripada senapan laras panjang. Selain ideal untuk digunakan oleh tentara non-infanteri (seperti pengemudi kendaraan, ajudan, dan perwira staf), ini juga membuat M4 cocok untuk pertempuran jarak dekat dan operasi pasukan khusus.
M4 sempat menjadi standar untuk United States Special Operations Command (USSOCOM) dan menjadi pilihan Pasukan Khusus Angkatan Darat Amerika Serikat. Pada tahun 2006 Malaysia juga membeli Karabin M4 untuk menggantikan senapan Steyr AUG.
Karabin M4 dikembangkan dan diproduksi untuk Pemerintah Amerika Serikat oleh perusahaan senjata Colt, yang mempunyai kontrak untuk memproduksi keluarga karabin M4 sampai tahun 2009. Tetapi selain Colt, sejumlah produsen senjata lain juga menawarkan senapan yang serupa dengan M4.
USSOCOM mengembangkan perangkat Modifikasi Khusus Operasi Khusus (SOPMOD – Special Operations Peculiar Modification) Blok I untuk digunakan pasukan yang ada dibawah kepemimpinannya. Perangkat ini meliputi, antara lain, karabin M4A1, Sistem Railing Antar-muka (RIS – Rail Interface System) buatan Knight’s Armament Company (KAC), pelontar granat M203 beserta bidikannya, peredam suara buatan KAC, bidikan cadangan buatan KAC, penunjuk laser/infra-merah AN/PEQ-2A buatan Insight Technologies, bidikan optik ACOG dan Reflex buatan Trijicon, serta sebuah bidikan night vision.
Selain M4, Densus 88 juga menggunakan senjata Steyr AUG. Steyr AUG adalah rangkaian senapan yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 oleh perusahaan senjata Austria Steyr Mannlicher. AUG adalah singkatan dari Armee Universal Gewehr, yang berarti “Senapan Tentara Universal”.
Nama Steyr AUG sendiri lebih sering digunakan untuk menyebut versi yang spesifik, yaitu varian senapan serbu bullpup kaliber 5.56 mm NATO, dengan warna hijau dan teleskop yang terintegrasi. Senapan ini sebenarnya telah memiliki banyak varian, mulai dari senapan submesin, senapan penembak jitu, sampai senapan mesin ringan. Senapan ini telah diadopsi menjadi senapan utama angkatan bersenjata Austria, Australia, Selandia Baru, Luxembourg dan Irlandia, dengan persenjataan diatas Densus 88 memakai persenjataan berat yang tidak sesuai dengan operasional para penegak hukum, dimana pasukan anti terror di seluruh dunia (termasuk anti terrror TNI) memakai varian senjata yang lebih ramah (melumpuhkan, bukan mematikan) yaitu senjata yang berkaliber lebih rendah dan power tidak terlalu besar misalnya Heckler & Koch disingkat H&K atau HK dari Jerman.
semoga aparat penegak hukum kita menyadari ini, jangan sampai Polisi kita lebih Militer dari Militer itu sendiri..harus faham dengan fungsinya masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar