Mahasiswa yang merasa tidak terima atas perlakuan aparat yang melakukan penembakan dan menyebabkan 12 orang kawannya harus dilarikan ke rumah sakit melakukan aksi sweeping hingga pukul 20:00 WITA (09/12) malam tadi. Mereka mencari anggota polisi yang melintas di depan kampus dengan cara menahan setiap kendaraan yang lewat. Mulai dari angkutan kota, mobil pribadi hingga motor, mahasiswa meminta pengendara berhenti dan mengeluarkan identitas mereka.
Seorang polisi bernama Bripda Darajat yang bertugas di Direktorat Samapta Polda Sulselbar sempat menjadi bulan-bulanan mahasiswa. Bripda kebetulan melintas di tengah-tengah mahasiswa dengan menggunakan mobil pengendali massa. Mahasiswa langsung menahan mobil tersebut dan memaksa Bripda Drajat turun. Mahasiswa kemudian mengeroyok wajah Bripda Drajat hingga mengeluarkan darah.
Setelah itu, mahasiswa kemudian meninggalkan lokasi kejadian dan masuk ke kampus. Polisi sendiri diselamatkan oleh sejumlah petinggi mahasiswa UMI Makassar dan melarikan ke RS. Bhayangkara. Disaat bersamaan, mahasiswa membakar satu buah motor yang diduga milik polisi. Namun belum ada keterangan terkait pembakaran tersebut.
Sementara itu, pantauan dilapangan, pasca bentrokan puluhan selongsong yang peluru berhamburan di sepanjang jalan Urip Sumoharjo. Sejumlah mahasiswa juga mengumpulkan belasan peluru karet serta selongsong bekas gas air mata.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Irjen Polisi Jhony Wainal Usman menyesalkan terjadinya bentrokan antara polisi dan mahasiswa pada peringatan hari anti korupsi sedunia, Kamis, (9/12/2010). Hal tersebut disampaikan usai menggelar pertemuan dengan pejabat Pemprov Sulsel dan rektorat semalam.
Selain menyesalkan, Irjen Polisi Jhony Wainal Usman juga meminta semua pihak menahan diri pasca bentrokan antara polisi dan mahasiswa. Sebab menurut Kapolda, pihaknya sangat tidak menginginkan adanya aksi anarkis maupun bentrok dengan mahasiswa.
“Kami hanya bekerja untuk masyarakat karena itu sudah menjadi tugas kami. Kami sama sekali tidak mau ada gesekan dengan semua pihak,” tegas Kapolda Sulselbar, Irjen Polisi Jhony Wainal Usman di rumah jabatan Gubernur Sulsel, tengah malam tadi.
Pantauan seruu.com, pertemuan tersebut berlangsung sekitar 2 jam dan digelar tertutup. Pertemuan dilakukan khusus membahas bentrokan antara polisi dan mahasiswa di depan kantor Gubernur hingga di depan kampus Universitas Muslim Indonesia. Turut hadir dalam pertemuan itu adalah Rektor Universitas Muslim Indonesia Masrurah Mochtar Noer Jaya, Kepala Bidang Kemahasiswa Universitas 45 Abdul Gani , Kepala Polrestabes Makassar Komisaris Besar Muhammad Nur Syamsul, dan Sekretaris Daerah Andi Muallim.
Disepanjang AP Pettarani mahasiswa dengan membabi buta merusak sejumlah pos polisi lalu lintas. Mahasiswa leluasa melakukan pengrusakan karena pada saat itu, pos polisi memang sedang kosong. Tercatat tiga pos polisi lalu lintas dirusak dengan menggunakan batu dan balok. Akibatnya, semua kaca-kaca di pos tersebut pecah dan pintunya didobrak.
Pos polisi lalu lintas yang kerusakannya paling parah terdapat di jalan Fly Over. Pos polisi tersebut dilempari dengan bom Molotov. Untungnya, warga disekitar jalan fly over bisa memadamkan api sehingga tidak menghanguskan pos polisi lalu lintas tersebut.
Selain merusak pos, mahasiswa juga merusak empat buah mobil patroli serta 2 motor milik polisi. Bahkan salah satu motor yang terparkir dekat pos itu dibuang ke got. Dalam aksi itu juga, mahasiswa mengeroyok satu orang polisi bernama Kompol Azis yang didapat saat konvoi.
Akibatnya, personil polisi yang menjabat Kasat Bin Mas Polrestabes Makassar terluka dibagian pelipis kiri hingga berdarah. Dia terkena lemparan batu dan pukulan dari mahasiswa. Kompol Azis langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Makassar untuk mendapatkan perawatan.
Menurut Kordinator Amuk HAM, Sumirlan, aksi tersebut merupakan rangkaian peringatan hari HAM sedunia. Mahasiswa menganggap, polisi adalah pelanggar HAM sehingga kepolisian harus di reformasi total. Mereka mencontohkan penanganan aksi unjuk rasa peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia di Makassar kemarin.
“Puluhan rekan kita terluka karena ditembak oleh polisi dalam aksi kemarin. Bahkan hingga kini masih ada yang dirawat di rumah sakit,” tegas Sumarlin.
Untuk itu, Amuk HAM menuntut dua hal kepada Kapolri, yakni mengusut tuntas seluruh aparat yang menembak mahasiswa saat aksi hari anti korupsi sedunia. Amuk HAM juga meminta Kapolda Sulselbar Irjen Polisi Jhony Wainal Usman mundur dari jabatannya.
Sebelumnya peringatan hari Antikorupsi se-dunia yang berlangsung di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan berlangsung ricuh. Bentrokan tidak terhindarkan saat mahasiswa yang merangsek masuk ke halaman kantor Gubernur berhadapan dengan barikade polisi.
Upaya pembubaran mahasiswa dengan tembakan gas air mata dan peluru karet mendapat perlawanan dengan lemparan batu oleh mahasiswa. Saling serang berlanjut hingga kampus UMI Makassar yang berdekatan dengan kantor Gubernur. Mahasiswa bertahan dalam kampus hingga aparat ditarik dari lokasi.
Puluhan orang mahasiswa dan polisi terluka, sementara sekitar 12 orang mahasiswa terkena tembakan. Hingga saat ini satu orang mahasiswa harus menjalani operasi pengambilan peluru yang bersarang ditubuhnya. [hasbi]
Disepanjang AP Pettarani mahasiswa dengan membabi buta merusak sejumlah pos polisi lalu lintas. Mahasiswa leluasa melakukan pengrusakan karena pada saat itu, pos polisi memang sedang kosong. Tercatat tiga pos polisi lalu lintas dirusak dengan menggunakan batu dan balok. Akibatnya, semua kaca-kaca di pos tersebut pecah dan pintunya didobrak.
Pos polisi lalu lintas yang kerusakannya paling parah terdapat di jalan Fly Over. Pos polisi tersebut dilempari dengan bom Molotov. Untungnya, warga disekitar jalan fly over bisa memadamkan api sehingga tidak menghanguskan pos polisi lalu lintas tersebut.
Selain merusak pos, mahasiswa juga merusak empat buah mobil patroli serta 2 motor milik polisi. Bahkan salah satu motor yang terparkir dekat pos itu dibuang ke got. Dalam aksi itu juga, mahasiswa mengeroyok satu orang polisi bernama Kompol Azis yang didapat saat konvoi.
Akibatnya, personil polisi yang menjabat Kasat Bin Mas Polrestabes Makassar terluka dibagian pelipis kiri hingga berdarah. Dia terkena lemparan batu dan pukulan dari mahasiswa. Kompol Azis langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Makassar untuk mendapatkan perawatan.
Menurut Kordinator Amuk HAM, Sumirlan, aksi tersebut merupakan rangkaian peringatan hari HAM sedunia. Mahasiswa menganggap, polisi adalah pelanggar HAM sehingga kepolisian harus di reformasi total. Mereka mencontohkan penanganan aksi unjuk rasa peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia di Makassar kemarin.
“Puluhan rekan kita terluka karena ditembak oleh polisi dalam aksi kemarin. Bahkan hingga kini masih ada yang dirawat di rumah sakit,” tegas Sumarlin.
Untuk itu, Amuk HAM menuntut dua hal kepada Kapolri, yakni mengusut tuntas seluruh aparat yang menembak mahasiswa saat aksi hari anti korupsi sedunia. Amuk HAM juga meminta Kapolda Sulselbar Irjen Polisi Jhony Wainal Usman mundur dari jabatannya.
Sebelumnya peringatan hari Antikorupsi se-dunia yang berlangsung di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan berlangsung ricuh. Bentrokan tidak terhindarkan saat mahasiswa yang merangsek masuk ke halaman kantor Gubernur berhadapan dengan barikade polisi.
Upaya pembubaran mahasiswa dengan tembakan gas air mata dan peluru karet mendapat perlawanan dengan lemparan batu oleh mahasiswa. Saling serang berlanjut hingga kampus UMI Makassar yang berdekatan dengan kantor Gubernur. Mahasiswa bertahan dalam kampus hingga aparat ditarik dari lokasi.
Puluhan orang mahasiswa dan polisi terluka, sementara sekitar 12 orang mahasiswa terkena tembakan. Hingga saat ini satu orang mahasiswa harus menjalani operasi pengambilan peluru yang bersarang ditubuhnya. [hasbi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar